Our social:

Latest Post

Kamis, 30 Juni 2011

Apakah Alien Itu Ada?

Pertanyaan seputar apakah ada kehidupan lain di luar planet Bumi merupakan salah satu dari 3 pertanyaan yang paling sering diutarakan pada para ilmuwan dan astronom. Dua pertanyaan lain adalah apakah Tuhan benar-benar ada dan apa yang terjadi jika kita terhisap ke black hole.

Menurut Charles Liu, profesor astrofisika dari City University of New York Staten Island dan peneliti dari Hayden Planetarium at the American Museum of Natural History, ia selalu mendapatkan setidaknya salah satu dari tiga pertanyaan di atas saat berada di ruang publik.

Selama bertahun-tahun, ia mencari jawaban terbaik untuk ketiga pertanyaan itu berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang ia temukan serta pendapat pribadinya. Adapun untuk menjawab apakah ada alien, berikut ini jawabannya:

"Ya. Alam semesta ini sangat sangat luas dan hukum alam berlaku sangat konsisten di seluruh ruang yang sangat luas tersebut," kata Liu, seperti dikutip dari Space, 28 Juni 2011. "Kemungkinan bahwa hanya ada satu kehidupan yang tumbuh berkembang di seluruh alam semesta tersebut hampir mencapai nol," ucapnya.

Liu menyebutkan, jika ada kehidupan yang bisa tumbuh di satu tempat, pastinya ada pula kehidupan serupa itu di tempat lain. Pertanyaan berikutnya, apakah makhluk luar angkasa ada?

"Ya. Tetapi apakah makhluk tersebut mendarat di Bumi? Jawabannya, tidak," ucap Liu. "Tidak ada satupun dari yang disebut-sebut sebagai bukti kemunculan makhluk luar angkasa (extraterrestrial) di Bumi mengandung air setelah diuji coba secara ilmiah," ucapnya.

Pertanyaan berikutnya, kata Liu, adalah apakah kita akan berkomunikasi dengan mereka?

Sejak pengiriman gelombang radio dilakukan dari planet Bumi, sinyal tersebut telah berjalan sekitar 50 juta tahun cahaya dari sini atau sekitar 300 triliun mil.

"Namun, galaksi Bima Sakti kita sendiri ukuran lebarnya mencapai 600 ribu triliun mil. Artinya, sinyal radio itu membutuhkan waktu berabad-abad sebelum bisa berhasil keluar dari galaksi ini," ucapnya. "Peradaban lain di galaksi ini, kalaupun ada, tidak memiliki peluang untuk menerima sinyal radio yang kita kirimkan, kecuali jika mereka benar-benar ada di dekat sini," ucapnya.

Begitu pula dengan kita, Liu menyebutkan. "Meski dengan berbagai upaya, kita nyaris tidak mungkin mendeteksi sinyal radio dari bintang terdekat. Apalagi dari bintang yang jauh jaraknya," ucap Liu.

Jika demikian, sebut Liu, apakah ada peluang bahwa kita akan mampu melakukan kontak dengan kehidupan extraterrestrial? "Kemungkinan selalu ada. Namun peluangnya sangat-sangat kecil," ucap Liu.


sumber : vivanew.com

Robotik Indonesia Di Depan Mata

Anda pernah menonton film Surrogates yang dibintangi oleh aktor kawakan Bruce Willis? Film yang bercerita tentang robot-robot pengganti manusia ini nampaknya akan segera menjadi kenyataan.

Bagaimana tidak, kehidupan manusia saat ini dihadapkan dengan perkembangan teknologi canggih yang tidak dapat dihindari. Anda mungkin bisa melihat realita yang berkembang saat ini banyak robot-robot menyerupai manusia atau disebut dengan humanoid telah dikembangkan.

Ada yang bisa menari, ada yang bisa bermain biola. Di Jepang saja sudah ada humanoid yang menyerupai perempuan cantik dan sempurna untuk diperjualbelikan. Tidak hanya itu, robot-robot pun digunakan di pabrik-pabrik, medan pertempuran, dan juga di meja operasi.

Mungkin dulu harus menjadi programer handal untuk dapat mengendalikan sebuah robot. Tapi dengan sistem cloud computing yang akan dikembangkan oleh Microsoft, Institute of Technology Purwadhika Nusantara, dan World Robotic Explorer nampaknya semua orang dapat memiliki robot pintar dan dapat mengendalikannya.

Seperti diketahui, cloud computing adalah database yang dapat diakses dengan menggunakan internet. Semua data akan tersimpan di server, semua orang dapat mengakses data tersebut melalui teknologi yang dimilikinya seperti smartphone, netbook atau notebook. Karena itu, data yang ada tidak terbatas dibandingkan data yang ada pada sebuah gadget.

Dulu jamannya komputer-komputer besar berukuran seperti lemari. Orang harus terhubung dengan terminal atau server untuk mengakses data. Lalu, berkembang komputer individu atau notebook untuk dapat menyimpan data pribadi.

Sesuai perkembangan, para ahli pun menganggap hal tersebut tidak cukup. Setelah berkembangya teknologi internet, berkembang pula teknologi cloud computing yang tidak terbatas.

Dengan teknologi ini, ketiga badan yang bergerak dibidang pengembangan IT di atas mencoba mengembangkan robot-robot pintar dengan tingkat intelegensia yang tinggi.

Dengan sistem ini, tidak perlu jadi seorang programer, semua orang bahkan yang tidak memiliki keahlian dibidang IT sekali pun dapat mengendalikan robot dengan menggunakan gadget yang sering digunakannya melalui jaringan internet dan tanpa sistem komputerisasi canggih karena otak robot semua tersimpan di dalam 'awan' atau internet.

"Robot pun dapat berkomunikasi dengan robot di belahan dunia lain, serta dapat berkomunikasi dengan manusia tanpa mengenal jarak," ujar Purwo Hartono, pendiri Institute of Technology Purwadhika Nusantara, saat ditemui wartawan di WRE, Thamrin City, 27 Juni 2011.

Jadi, orang dapat mengendalikan robot-robot mereka dari jarak jauh sekalipun dengan hanya mengandalkan internet.

Namun, apakah mungkin pengembangan robotik di Indonesia akan berjalan
mulus mengingat infrastruktur di negara ini masih kacau balau?

Menurut Risman Adnan, Development & Platform Director Microsoft Indonesia, infrastruktur memang salah satu kelemahan tetapi ia tidak ingin hal tersebut menjadi batu sandungan besar bagi berkembangnya dunia robotik Indonesia. "Halangan terbesar itu sebenarnya terletak pada bandwidth karena di Indonesia masih mahal," kata Risman.

Namun demikian, hal ini tentu tidak menyurutkan langkah ketiga lembaga tersebut. Bahkan menurut Jully Tjindrawan, pendiri World Robotic Explorer, mereka telah mengembangkan robot yang dapat dikendalikan melalui OS apple seperti iPad, iPhone, ataupun Mac. "Kita sudah mengembangkan pengendalian dari iPad dan iPhone, saat ini sedang dikembangkan pengendalian robot dari OS android dan microsoft," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, World Robotic Explorer pun memperlihatkan kecanggihan robot yang dikendalikan dengan iPad. Dan memang, terlihat sangat canggih dan mudah.

Jadi, bersiaplah untuk memasuki era robotik.


sumber : vivanews.com

Sehari 5 Juta Copy Lagu Dibajak Di Indonesia

Sekretaris Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, Bambang Iriana Djajaatmadja menegaskan, saat ini pembajakan di Indonesia menunjukkan angka memprihatinkan.

Pembajakan, kata Bambang, dilakukan melalui media internet yang memang menyediakan fasilitas aktivitas yang telah merugikan negara miliaran rupiah itu.

“Dalam sehari, sekitar 5 juta kopi lagu yang dibajak dari internet dan hasilnya disimpan dalam bentuk CD untuk dikonsumsi secara liar,” kata Bambang, Selasa 28 Juni 2011.

Bahkan, Bambang menyebutkan, ada lagu yang belum dijual di pasar, tetapi sudah dikonsumsi banyak orang. “Ini jelas menimbulkan kerugian yang besar bagi artis yang bersangkutan,” ujar Bambang.

Era internet memang tidak diragukan lagi keberadaannya dalam mengakses komunikasi dan informasi. Sayangnya, aksesibilitas kebebasan untuk menggunakan internet ini juga tanpa ada regulasi yang jelas.

“Semua orang mencapolok apa yang menjadi ciptaan orang lain dalam internet,” kata Bambang. “Sekalipun belum ada regulasi yang jelas, namun tindakan tersebut sudah melanggar HAKI,” ucapnya.

Download lagu, salah satu dari sekian banyak contoh yang sebenarnya adalah pencipta lagu dan penyanyi yang mempunyai hak patennya, bisa diakses dan menjadi domain publik. “HAKI melalui media Internet ini memang belum mempunyai aturan yang jelas. Mana yang menjadi hak pribadi dan mana hak umum. Sekarang masih dalam tahap penggodokan,” ungkapnya.

Bambang mengharapkan, Menkoinfo yang memiliki kewenangan menggodok peraturan ini segera menelurkannya menjadi undang-undang  sehingga regulasinya jelas. “Biar akses internet itu memiliki regulasi yang jelas. Biar semua masyarakat membatasi diri mana yang menjadi milik pribadi dan mana yang menjadi domain publik,” ucapnya.

Namun, tidak dapat disangkal bahwa animo masyarakat untuk menggunakan internet sebagai kebebasan asasi sangat tinggi. “Tetapi tetap perlu ada rambu-rambu untuk memperjelas kebebasan menggunakan informasi itu. Ada skup-skup tertentu yang harus dipatuhi,” ucap Bambang.

“Sangat sulit untuk melarang atau membatasi masyarakat untuk mendownload lagu,” kata Bambang.” Walaupun itu merupakan pelanggaran HAKI, tetapi itu sama sulitnya dengan  memberantas situs-situs porno. Membatasi untuk mendownload lagu itu sulit sekali,” ucapnya.

Bambang mengatakan, dalam era internet atau server seperti sekarang, sangat susah menemukan suatu cara untuk  bisa menghormati karya orang lain. Sangat dibutuhkan suatu pendidikan kultur yang bisa menghormati kelebihan karya orang lain.

“Sebenarnya kita harus dikembalikan ke budaya masing-masing agar bisa menghormati apa yang menjadi karya orang lain,” ujar Bambang.

Dalam upaya penanggulangan terhadap menjamurnya pelanggaran HAKI, Menkumham dan Menkoinfo telah melakukan koordinasi untuk membuat suatu peraturan. “Bukan dalam bentuk UU, tetapi dalam bentuk peraturan kecil agar seyogianya masyarakat sadar mana yang menjadi haknya dan mana yang menjadi hak orang lain,” ucap Bambang.


sumber : vivanews.com

Telekomuniksi Mengancam Dunia Perbankan

Saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Hotel Indonesia, Jakarta, Kamis 23 Juni 2011, Gatot Suwondo, Direktur Utama bank BNI mengharapkan adanya aturan main yang jelas untuk mengenai e-money.

''Yang kita harapkan adalah, segala sesuatu serahkan pada ahlinya,” kata Gatot. “Telekomunikasi itu ahlinya operator, kalau untuk uang serahkan kepada bank," ucapnya.

Sementara itu, Sigit Pramono, Ketua Perbanas menyebutkan, harus ada regulator di kedua belah pihak yakni di pihak telekomunikasi dan bank.

''Jadi, ada pelaksana regulator di masing-masing pihak. Bank perannya apa, tanggung jawabnya apa, haknya apa. Lalu di telekomunikasi juga harus jelas. Perannya apa, tanggung jawabnya apa dan haknya apa,” ucap Sigit.

Menurut Sigit, semua harus diatur agar tidak tumpang tindih. “Dari sisi nasabah juga ditekankan untuk menjalankan kewajibannya,” ucar Sigit.

Namun demikian, sigit mengatakan, kedepan ini kita memang tidak dapat menghindari penggunaan transaksi nir tunai atau flash cash akan dominan.

“Apalagi transaksi yang sifatnya kecil seperti belanja kecil-kecilan, bayar parkir, bayar kereta api,” ucap Sigit. “Memang pada akhirnya orang tidak akan menggunakan uang tunai,” ucapnya.

Tetapi, kata Sigit, permasalahannya bukan pada persoalan nilai per  transaksi, tetapi pengalihannya.

“Jika penggunanya ada puluhan juta, nilai uangnya juga besar sehingga akan ada kemungkinan ada potensi meningkatnya permintaan pengguna,” kata Sigit. “Makanya dua hal ini harus diatur. Ekstensinya ke depan, disputenya, dan hukumnya ke depan,” ucapnya.

Sebelum ini, Bank Indonesia (BI) menyatakan, di awal tahun ini pengguna uang elektronik atau e-money meningkat cukup signifikan. BI mencatat, pengguna e-money hingga kuartal I 2011 mencapai 9,4 juta orang atau meningkat 1,5 juta orang dibandingkan akhir 2010 yang hanya sebanyak 7,9 juta orang.

"BI juga mencatat jumlah transaksi pada kuartal I 2011 mencapai 8,3 juta transaksi dengan nominal sebesar Rp176,56 miliar,” kata Budi Rochadi, Deputi Gubernur BI Bidang Sistem Pembayaran dan Peredaran Uang.

Meskipun baru hadir pada April 2007, kata Budi, dalam Data Perkembangan Transaksi Sistem Pembayaran Edisi Mei 2011, jumlah uang elektronik telah mencapai sekitar 9,4 juta kartu pada kuartal I tahun ini.

sumber : vivanews.com